Jakarta, 11 Agustus 2025 – Harga emas dunia melemah di awal perdagangan Senin, turun ke $3.399 per troy ons. Tekanan jual muncul setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengonfirmasi rencana pertemuan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada 15 Agustus di Alaska untuk membahas potensi akhir konflik Ukraina.
Rencana diplomasi ini memicu optimisme penyelesaian geopolitik, sehingga mengurangi minat investor terhadap emas sebagai aset lindung nilai (safe haven). Kondisi tersebut mendorong aksi ambil untung (profit-taking) di pasar, meski penurunan harga masih tergolong terbatas.
Di sisi lain, pelaku pasar tetap berhati-hati. Prospek perlambatan ekonomi global dan ekspektasi penurunan suku bunga Federal Reserve (The Fed) pada akhir tahun membuat harga emas tetap berada di kisaran level psikologis $3.400.

Faktor Utama Penekan Harga Emas
1. Optimisme Diplomasi Trump–Putin
Pertemuan antara Trump dan Putin dipandang sebagai langkah signifikan menuju resolusi konflik Ukraina. Jika tercapai kesepakatan damai, risiko geopolitik akan berkurang drastis—hal ini biasanya berdampak negatif terhadap harga emas, karena kebutuhan lindung nilai menurun.
Bagi investor global, potensi perdamaian berarti fokus akan beralih ke peluang aset berisiko seperti saham, sehingga mengurangi aliran dana ke emas.
2. Tarif Impor Baru Emas Batangan
Kebijakan tarif impor baru Amerika Serikat menjadi beban tambahan. Mulai pekan lalu, emas batangan berukuran 1 kilogram dan 100 ons dikenakan tarif 39%—tarif ini merupakan yang tertinggi sejak 1990-an.
Sebelumnya, sejak April 2025, impor emas format tersebut dibebaskan dari tarif. Namun kini, pengecualian dihapus sebagai bagian strategi perdagangan Trump yang menargetkan mitra besar seperti Swiss, setelah menolak proposal pengenaan tarif 10% yang diajukan Bern.
Tarif ini diperkirakan akan memicu volatilitas di pasar berjangka emas AS, karena format tersebut adalah standar perdagangan internasional.
3. Pemulihan Dolar AS
Penguatan moderat dolar AS turut menekan harga emas. Mata uang AS yang lebih kuat membuat harga emas lebih mahal bagi pembeli yang menggunakan mata uang lain, sehingga permintaan global berkurang.
Fokus Pasar: Data Inflasi AS

Rilis Indeks Harga Konsumen (CPI) pada 12 Agustus menjadi momen penting. Konsensus pasar memprediksi inflasi inti akan naik 0,3% secara bulanan (MoM), lebih tinggi dibanding Juni yang tercatat 0,2%.
Jika data CPI melampaui perkiraan, The Fed kemungkinan akan mempertahankan kebijakan moneter ketat lebih lama, sehingga memperlambat peluang pemangkasan suku bunga pada September. Sebaliknya, jika CPI lebih rendah dari ekspektasi, peluang pemangkasan suku bunga bahkan hingga tiga kali di tahun ini akan meningkat.
Analisis Kebijakan The Fed
Pasar memperkirakan The Fed akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada September dan setidaknya sekali lagi sebelum akhir tahun. Hal ini didorong oleh laporan Non-Farm Payrolls (NFP) yang melemah tajam di bawah ekspektasi, menandakan pasar tenaga kerja kehilangan momentum.
Menariknya, pejabat The Fed, Michelle Bowman, menyatakan bahwa kondisi tenaga kerja yang lemah dapat memicu tiga kali pemangkasan suku bunga tahun ini, bukan hanya dua kali seperti proyeksi sebelumnya.
Analisis Teknikal Harga Emas
Berdasarkan grafik harian:
- Support terdekat: $3.363 – $3.350
- Support berikutnya: $3.332
- Resistance terdekat: $3.412 – $3.427
- Resistance menengah: $3.460
Jika harga menembus di bawah $3.361, momentum bearish berpotensi mendorong harga ke bawah $3.330. Sebaliknya, penembusan di atas $3.427 dapat membuka jalan menuju $3.460.
Faktor Eksternal yang Mengiringi Pergerakan Emas
- Ketegangan Dagang AS–China
Negosiasi dagang antara Washington dan Beijing diperkirakan mencapai titik krusial pada 12 Agustus. Hasilnya akan mempengaruhi sentimen global, termasuk harga emas. - Indeks Harga Produsen (IHP) AS
Data IHP yang akan dirilis Kamis ini memberi gambaran tekanan harga di tingkat produsen. Angka di atas perkiraan bisa menambah tekanan bagi The Fed untuk tetap hawkish. - Harga Energi dan Minyak Mentah
Kenaikan harga minyak biasanya mendorong inflasi, yang secara historis memberi dukungan bagi emas. Namun jika lonjakan minyak dipicu faktor permintaan global yang kuat, fokus investor bisa beralih ke aset berisiko.
Prediksi Analis: Emas di Paruh Kedua Agustus 2025
Analis memperkirakan harga emas akan tetap bergerak di kisaran $3.360 – $3.450 hingga rilis CPI dan pertemuan Trump–Putin selesai. Sentimen positif dari diplomasi bisa menekan harga, tetapi prospek pemangkasan suku bunga tetap menjadi faktor penopang.
Jika data CPI menunjukkan inflasi lebih tinggi dari perkiraan, harga emas bisa terkoreksi hingga di bawah $3.350. Sebaliknya, data yang lebih rendah bisa memicu reli ke atas $3.450.
Kesimpulan
Harga emas saat ini berada di titik persimpangan, dengan arah pergerakan sangat dipengaruhi oleh kombinasi faktor geopolitik, kebijakan tarif, kekuatan dolar, dan data ekonomi AS. Investor disarankan untuk memantau:
- Pertemuan Trump–Putin (15 Agustus)
- Rilis CPI (12 Agustus)
- Data IHP (14 Agustus)
Kondisi pasar masih rentan terhadap volatilitas tinggi dalam jangka pendek.













Leave a Reply